Wednesday, 11 February 2009

Beningnya hati anak-anak






Gara-gara ngebaca tulisan ci Ine tentang Rachel  di sini, aku tiba-tiba teringat ama kejadian beberapa waktu yang lalu.

Blackberry sedang booming, banyak orang lagi rame-rame beli blackberry, bahkan ada yang sampe punya dua, dari para eksekutip, orang-orang business  yang dikejar email-email penting untuk businessnya, remaja-remaja yang dikejar email  gak jelas seberapa penting sampe ke ibu-ibu rumah tangga yang untuk apa aku gak paham.

Barangkali cuma aku yang gak tertarik ama benda yang bernama blackberry itu (kalo blueberry gak nolak, hahaha ….) karena email/ngenet bisa nunggu sampe di rumah, kalo udah nyantai banget, kalo udah keluar rumah, forget email dan semua urusan ngenet.

Gak ada yang salah dari memiliki satu/dua buah blackberry, semua orang berhak menentukan pilihan yang terbaik buat kepentingannya masing-masing,  hanya gara-gara blackberry ini, keponakanku Deo (7 thn) yang bertanya pada anakku setelah menerima angpauw Imlek bulan lalu.

Deo :   “Ko,  berapa sih harga handphone?”
Koko :  “Macem-macem Deo, ada yang mahal, ada yang murah.”
Deo :   “Yang murah berapa, yang mahal berapa?”
Koko :  “Yang murah Rp 500 ribu dan yang mahal bisa Rp 9 jutaan.”
Deo :   “Oh pantes, duit papa tinggal Rp 50 ribu, dibeliin blackberry buat mama sih.”

Keesokan hari, di rumahnya, aku lihat Deo masuk ke kamar, ngambil dompet  sambil mendekat ke papanya, dia keluarkan sebagian besar uang hasil angpauw yang diterimanya, diberikan kepada papanya dan menyisakan sedikit buat dia sendiri, aku beri kode ke papanya untuk sementara menerimanya dulu, aku pikir ini baik untuk melatihnya menjadi anak yang tahu membagi.

Aku takjub menyaksikan pemandangan itu, semoga Deo tumbuh menjadi orang yang tau berempati terhadap sesamanya.  Amin.

Tuesday, 10 February 2009

Bisik-bisik Selasa - Rabu

Lanjutan Bisik-bisik Senin yang gak ada hubungannya ama topik kemaren, kalo Senin masalah warna pakaian, Selasa - Rabu laen lagi, tapi intinya masih tetep sama.  Sang istri mulai beraksi lagi (hehehe ......)

SELASA

"Rambutku sebaiknya dilepas atau dijepit?"
"Aku lebih suka dilepas."
"Tapi hari ini aku ada meeting.  Kalau dilepas, berantakan."
"Kalau begitu dijepit saja."
"Tapi tadi kau bilang lebih baik dilepas."
"Ya, dijepit juga bagus."
"Dilepas atau dijepit?"
"Hm......."
"Dilepas saja, ya?  Aku baru cuci rambut semalam."
"Oke."
"Tapi ...... nanti terbang-terbang.  Berantakan.  Dijepit atau dilepas, ya?"
"......"



RABU

"Celana ini bagus ya?'
"Hmm."
"Kok, hmm?"
"Bagus, bagus."
"Lihat dulu, kalau dipakai bagus tidak?"
"Bagus, seksi."
"Seksi?"  Maksudmu, pantatku kelihatan besar?  Begitu?"
"Hmm...."
"Iya?  Kelihatan besar?"
"Tidak juga."
"Tidak juga, berarti cukup besar.  Kalau begitu aku pakai yang lain saja."
"Oke."
"Tapi aku suka celana itu."
"Ya, pakailah."
"Tapi pantatku jadi kelihatan besar!"
"Siapa bilang?"
"Kau."
"Aku bilang seksi."
"Tapi seksi berarti besar.  Ya kan?"
"......"




                                         belum selesai sampai di sini, lanjut lagi besok (hehehehe .....)


Monday, 9 February 2009

Bisik-bisik Senin

Ada yang pernah baca buku Bisik-bisiknya Reda Gaudiamo gak?

Beberapa taon yl waktu nonton pertunjukan sebuah teater di Gedung Kesenian, nonton apaan lupa ....., sambil nunggu pintu dibuka, mataku kelilingan ke buku2 yang dipajang di ruang tunggu, tatapanku berenti di sebuah buku kecil berwarna maroon bergambar setengah wajah perempuan berjudul "Bisik-bisik", aku buka sekelebat, hmmm ..... cukup menarik menurutku.

Buku berisi cerpen tanpa narasi, langsung dialog ini cukup menghibur, ngebaca buku ini bisa geli, senyum-senyum sendiri (gak lebih dari itu lho .....), ngebayangin .... ya begitulah kehidupan, begitulah perempuan, begitulah laki-laki dan masih banyak begitulah-begitulah yang laen.

Di sini aku mo salin satu bagian cerpen yang aku suka, menurutku perempuan banget, pengen aku simpan di sini buat dibaca lagi kapan2, moga-moga kalian bisa menikmati seperti aku menikmatinya, ceileh ......

Judul asli cerpen ini "Jawab Aku" terdiri dari 7 hari,  aku tulis dalam beberapa bagian,  supaya gak kepanjangan, jadi kalo penasaran balik lagi besok ya, hehehe ......

Untuk Reda - permisi .... aku mo salin cerpenmu di sini, aku ubah judulnya dikit, thanks atas "Bisik-bisik"nya.

SENIN

"Sayang, coba lihat! Kalau aku pake ini gimana?"
"Bagus."
"Bagus?  Warna merah cabe begini?"
"Ya."
"Tidak terlalu meriah?  Aku mau pakai siang-siang lho!"
"Kalau begitu, yang krem saja."
"Jadi yang merah tidak bagus?"
"Bagus ...."
"Tapi kamu bilang yang krem saja!"
"Hm ...."
"Jadi yang mana?"
"Yang merah juga boleh."
"Yang merah?  Tapi ini siang bolong!  Kalau yang krem?"
"......"


                                                                                         bersambung (hehehehe ........)